Sabtu, 26 Agustus 2017

Cerita Seks Diriku Bersama Anak Majikanku

FotoPanlokSeksiBokepTerbaru - Cerita Seks Diriku Bersama Anak Majikanku || Haii Gaes, kembali lagi bersama . Hari ini saya tidak akan foto porno, ataupun video porno. Jika anda ingin menonton video porno, anda bisa klik >> Streaming Video Porno Terbaru << , Dan pada hari ini saya akan membagikan cerita bokep untuk anda., So Cekidot !! 

Tiga bulan sudah aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga dikeluarga Pak Raharja . Aku hanya seorang lulusan SD, Dan tidak memiliki ilmu yang bertumpuk. 


Akan karena niatku untuk bekerja memang sudah tidak di pungkiri lagi, akhirnya aku pergi ke kota Surabaya, dan beruntung aku bisa memperoleh majikan asik dan baik yang bisa memperhatikan kesejahteraanku. Tak sedikit aku mendengar pembantu rumah tangga di daerah komplek, Selalu ada saja yang bekerja di bawah tekanan dan sering kali mendapatkan pukulan.


Cerita Seks Diriku Bersama Anak Majikanku

Istri Pak Raharja yang bernama Ibu Suyanti pernah bilang bahwa dia menerima diriku menjadi pembantu rumah tangganya karena usiaku yang masih relatif muda. Dia tak tega melihatku menganggur di kota surabaya ini. " Ibu takut kamu di jadikan wanita panggilan sama calo calo di kota surabaya ini " ujar ibu suyanti

Usiaku masih muda, yaitu 18 tahun dan aku memang sadar bahwa aku cantik, berbeda dengan gadis kampung tempat asal ku. Pantas saja Ibu Suyanti berkata demikian kepadaku.

Namun pada akhir akhir ini ada sesuatu yang mengganggu dipikiran diriku, yaitu tentang perlakuan mas Sandi . Mas Sandi merupakan anak bungsu dari Pak Raharja Bersama Ibu Suyanti. Mas Sandi masih menduduki bangku kuliah disalah satu Universitas di kota surabaya. Dan Kedua Kakak mas Sandi sudah memiliki keluarga , dan tinggal pisah bersama kedua orang tuanya.


Mas Sandi memperlakukan ku baik dan sopan, hingga aku jadi rikuh bila berada didekatnya. Ketika aku ke pasar, Mas Sandi selalu mengantarkanku. Bahkan ketika naik mobil aku di minta untuk duduk di kursi depan tepat di samping mas sandi. 

Pada Malam Hari || Cerita Seks Diriku Bersama Anak Majikanku

Pada malam hari itu kira kira jam menunjukan pukul 20.00, Mas Sandi ingin membuat indomie goreng di dapur. Dan diriku langsung cepat mengambil ahli , dengan alasan bahwa itu menjadi salah satu tugasku. Tetapi Mas Sandi justru berkata, " tidak usah, Nana. Biar aku saja "

"nggaakk mas,, gak apa apa kookk ", jawabku dengan takut 

Tiba tiba Mas Sandi berucap, "Kamu sudah capek seharian bekerja, Nana. Tidurlah, besok kamu harus bangun kan.."

Aku hanya tertunduk tak berdaya. Mas Sandi kemudian melanjutkan memasak. Namun aku tetap termangu di sudut dapur. Hingga Mas Sandi kembali menegurku.

"Nana, kenapa belum masuk ke kamarmu. Nanti kalau kamu kecapekan dan terus sakit, yang repot Siapa ? kita juga kan. Sudah, Sana kamu masuk ke kamar. Aku bisa memasak sendiri..

Belum juga habis ingatanku , Pada saat ketika Aku sama Mas Sandi berdua sedang nonton tv diruang tengah dan bapak ibu tidak berada di rumah. Entah kenapa tiba-tiba Mas Sandi memandangiku dengan lembut. Dengan lirikannya membuat aku menjadi salah tingkah.

"Kamu cantik, Nana." ucap Mas Sandi
"Teman-teman Mas Sandi di kampus kan lebih cantik-cantik, apalagi mereka kan orang-orang kaya dan pandai." ujar ku membalas ucapan mas sandi
"Tapi kamu beda, Nana. pernah tidak kamu berfikir , bahwa ada anak majikan yang menyukai pembantunya?" lanjut mas sandi
"Mas sandi sok tau, mana ada anak majikan yang menyukai seorang pembantu" ucapku membalas pertanyaan mas sandi
"Lalu bagaimana jika kenyataannya ada, ?"
"ii.. iiyyaa gak tau dechh mass .." jawabku patah patah"

kata kata itu selalu membuat ku gelisah dan bingung, apakah mas sandi benar mencintaiku .. Selalu bertanya pada cermin disaat diriku berada di kamar.

Bulan Ke Tujuh || Cerita Seks Diriku Bersama Anak Majikanku

Kini sudah bulan ke tujuh aku bekerja dengan keluarga pak Raharja dan bu Suyanti. Sore ini cuaca memang terlihat tidak baik, disertai hujan bercampur angin.. Dan tiba tiba mobil mas sandi memasuki garasi depan rumah, dengan cepat mas sandi keluar dari mobil dan masuk ke teras rumah.

Kemudian aku berlari menghampiri mas sandi dan membawakan handuk untuk mas sandi.

"Bapak sudah pulang?" tanyanya padaku.
"Belum, Mas."
"Ibu.. di mana ..?"
"Ke rumah Bude Mami, begitu ibu bilang tadi ke Nana"

Mas Sandi yang sedang duduk di sofa ruang tengah kulihat masih tak berhenti menyeka kepalanya sembari membuka bajunya yang rada basah. Aku yang telah menyiapkan segelas kopi susu panas menghampirinya. Saat aku hampir meninggalkan ruang tengah, kudengar Mas Sandi memanggilku. Kembali aku menghampirinya.

"Kamu tiba-tiba membikinkan aku minuman hangat, padahal aku tidak menyuruhmu kan", ucap Mas Sandi sembari bangkit dari tempat duduknya.
"Nana, aku mau bilang bahwa aku menyukaimu."
"Maksud Mas Sandi bagaimana?"

"Apa aku perlu jelaskan?" sahut Mas Sandi padaku.

Tanpa sadar aku kini berhadap-hadapan dengan Mas Sandi dengan jarak yang sangat dekat, bahkan bisa dikatakan terlampau dekat. Mas Sandi meraih kedua tanganku untuk digenggamnya, dengan sedikit tarikan yang dilakukannya maka tubuhku telah dalam posisi sedikit terangkat merapat di tubuhnya. Sudah pasti dan otomatis pula aku semakin dapat menikmati wajah ganteng yang rada basah akibat guyuran hujan tadi. Demikian pula Mas Sandi yang semakin dapat pula menikmati wajah bulatku yang dihiasi bundarnya bola mataku dan mungilnya hidungku.

Mulailah Kajadian Pemerkosaan di Hari itu yang dilakukan Anak Majikanku

Kami berdua tak bisa berkata-kata lagi, hanya saling melempar pandang tanpa tahu rasa masing-masing dalam hati. Tiba-tiba entah karena dorongan rasa yang seperti apa dan bagaimana bibir Mas Sandi menciumi setiap lekuk mukaku yang segera setelah sampai pada bagian bibirku, aku membalas pagutan ciumannya.

Kurasakan tangan Mas Sandi naik ke arah dadaku, pada bagian gumpalan dadaku tangannya meremas lembut yang membuatku tanpa sadar mendesah dan bahkan menjerit lembut. Sampai disini begitu campur aduk perasaanku, aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan takut yang entah bagaimana aku harus melawannya. Namun campuran rasa yang demikian ini segera terhapus oleh rasa nikmat yang mulai bisa menikmatinya, aku terus melayani dan membalas setiap ciuman bibirnya yang di arahkan pada bibirku berikut setiap lekuk yang ada di dadaku dijilatinya. Aku semakin tak kuat menahan rasa, aku menggelinjang kecil menahan desakan dan gelora yang semakin memanas.

Ia mulai melepas satu demi satu kancing baju yang kukenakan, sampailah aku telanjang dada hingga buah dada yang begitu ranum menonjol dan memperlihatkan diri pada Mas Sandi. Semakin saja Mas Sandi memainkan bibirnya pada ujung buah dadaku, dikulumnya, diciuminya, bahkan ia menggigitnya. Golak dan getaran yang tak pernah kurasa sebelumnya, aku kini melayang, terbang, aku ingin menikmati langkah berikutnya, aku merasakan sebuah kenikmatan tanpa batas untuk saat ini.


Aku telah mencoba untuk memerangi gejolak yang meletup bak gunung yang akan memuntahkan isi kawahnya. Namun suara hujan yang kian menderas, serta situasi rumah yang hanya tinggal kami berdua, serta bisik goda yang aku tak tahu darimana datangnya, kesemua itu membuat kami berdua semakin larut dalam permainan cinta ini. 

Pagutan rabaan Mas Sandi ke seluruh tubuhku, membuatku pasrah dalam rintihan kenikmatan yang kurasakan. Tangan Mas Sandi mulai mereteli pakaian yang dikenakan, ia telanjang bulat kini. Aku tak tahan lagi, segera ia menarik dengan keras celana dalam yang kukenakan. 

Pemerkosaan Yang Nikmat  Yang di Lakukan Anak Majikanku

Kemudian pada saat tertentu tangannya membimbing tanganku untuk menuju tempat yang diharapkan, dibagian bawah tubuhnya. Mas Sandi terdengar merintih.

Buah dadaku yang mungil padat tak pernah lepas dari remasan tangan Mas Sandi. Sementara tubuhku yang telah telentang di bawah tubuh Mas Sandi menggeliat-liat seperti cacing kepanasan. Hingga lenguhan di antara kami mulai terdengar sebagai tanda permainan ini telah usai. Keringat ada di sana-sini sementara pakaian kami terlihat berserakan dimana-mana. Ruang tengah ini menjadi begitu berantakan terlebih sofa tempat kami bermain cinta denga penuh gejolak.

Ketika senja mulai datang, usailah pertempuran nafsuku dengan nafsu Mas Sandi. Kami duduk di sofa, tempat kami tadi melakukan sebuah permainan cinta, dengan rasa sesal yang masing-masing berkecamuk dalam hati. "Aku tidak akan mempermainkan kamu, Nana. Aku lakukan ini karena aku mencintai kamu. Aku sungguh-sungguh, Nana. Kamu mau mencintaiku kan..?" Aku terdiam tak mampu menjawab sepatah katapun.

Mas Sandi menyeka butiran air bening disudut mataku, lalu mencium pipiku. Seolah dia menyatakan bahwa hasrat hatinya padaku adalah kejujuran cintanya, dan akan mampu membuatku yakin akan ketulusannya. Meski aku tetap bertanya dalam sesalku, "Mungkinkah Mas Sandi akan sanggup menikahiku yang hanya seorang pembantu rumahtangga?"

Sekitar pukul 19.30 malam, barulah rumah ini tak berbeda dengan waktu-waktu kemarin. Bapak dan Ibu Suyanti seperti biasanya tengah menikmati tayangan acara televisi, dan Mas Sandi mendekam di kamarnya. Yah, seolah tak ada peristiwa apa-apa yang pernah terjadi di ruang tengah itu.

Sejak permainan cinta penuh nafsu itu kulakukan dengan Mas Sandi, waktu yang berjalanpun tak terasa telah memaksa kami untuk terus bisa mengulangi lagi nikmat dan indahnya permainan cinta tersebut. Dan yang pasti aku menjadi seorang yang harus bisa menuruti kemauan nafsu yang ada dalam diri. Tak peduli lagi siang malam, di sofa ataupun di dapur, asalkan keadaan rumah lagi sepi, kami selalu tenggelam hanyut dalam permainan cinta dengan gejolak nafsu birahi. 

Percintaan Bersama Anak Majikanku Membuahkan Hasil

Selalu saja setiap kali aku membayangkan sebuah gaya dalam permainan cinta, tiba-tiba nafsuku bergejolak ingin segera saja rasanya melakukan gaya yang sedang melintas dalam benakku tersebut. Kadang aku pun melakukannya sendiri di kamar dengan membayangkan wajah Mas Sandi. Bahkan ketika di rumah sedang ada Ibu Suyanti namun tiba-tiba nafsuku bergejolak, aku masuk kamar mandi dan memberi isyarat pada Mas Sandi untuk menyusulnya. Untung kamar mandi bagi pembantu di keluarga ini letaknya ada di belakang jauh dari jangkauan tuan rumah. 

Walau setiap kali usai melakukan hal itu dengan Mas Sandi, aku selalu dihantui oleh sebuah pertanyaan yang itu-itu lagi dan dengan mudah mengusik benakku: "Bagaimana jika aku hamil nanti? Bagaimana jika Mas Sandi malu mengakuinya, apakah keluarga Bapak Raharja mau merestui kami berdua untuk menikah sekaligus sudi menerimaku sebagai menantu? Ataukah aku bakal di usir dari rumah ini? Atau juga pasti aku disuruh untuk menggugurkan kandungan ini?" Ah.. pertanyaan ini benar-benar membuatku seolah gila dan ingin menjerit sekeras mungkin. Apalagi Mas Sandi selama ini hanya berucap: "Aku mencintaimu, Nana." Seribu juta kalipun kata itu terlontar dari mulut Mas Sandi, tidak akan berarti apa-apa jika Mas Sandi tetap diam tak berterus terang dengan keluarganya atas apa yang telah terjadi dengan kami berdua.

Akhirnya terjadilah apa yang selama ini kutakutkan, bahwa aku mulai sering mual dan muntah, yah.. aku hamil! Mas Sandi mulai gugup dan panik atas kejadian ini.

"Kenapa kamu bisa hamil sih?" Aku hanya diam tak menjawab.
"Bukankah aku sudah memberimu pil supaya kamu nggak hamil. Kalau begini kita yang repot juga.."
"Kenapa mesti repot Mas? Bukankah Mas Sandi sudah berjanji akan menikahi Nana?"
"Iya.. iya.. tapi tidak secepat ini Nana. Aku masih mencintaimu, dan aku pasti akan menikahimu, dan aku pasti akan menikahimu. Tetapi bukan sekarang. Aku butuh waktu yang tepat untuk bicara dengan Bapak dan Ibu bahwa aku mencintaimu.."

Pemerkosaan Yang Berujung Nikmat dan Membuatku Merindukan Sosok Mas Sandi

Yah.. setiap kali aku mengeluh soal perutku yang kian bertambah usianya dari hari ke hari dan berganti dengan minggu, Mas Sandi selalu kebingungan sendiri dan tak pernah mendapatkan jalan keluar. Aku jadi semakin terpojok oleh kondisi dalam rahim yang tentunya kian membesar.

Genap pada usia tiga bulan kehamilanku, keteguhkan hatiku untuk melangkahkan kaki pergi dari rumah keluarga Bapak Raharja. Kutinggalkan semua kenangan duka maupun suka yang selama ini kuperoleh di rumah ini. Aku tidak akan menyalahkan Mas Sandi. Ini semua salahku yang tak mampu menjaga kekuatan dinding imanku.

Subuh pagi ini aku meninggalkan rumah ini tanpa pamit, setelah kusiapkan sarapan dan sepucuk surat di meja makan yang isinya bahwa aku pergi karena merasa bersalah terhadap keluarga Bapak Raharja.

Hampir setahun setelah kepergianku dari keluarga Bapak Raharja, Aku kini telah menikmati kehidupanku sendiri yang tak selayaknya aku jalani, namun aku bahagia. Hingga pada suatu pagi aku membaca surat pembaca di tabloid terkenal. Surat itu isinya bahwa seorang pemuda Sandi mencari dan mengharapkan isterinya yang bernama Nana untuk segera pulang. Pemuda itu tampak sekali berharap bisa bertemu lagi dengan si calon isterinya karena dia begitu mencintainya.

Cerita Seks Diriku Bersama Anak Majikanku

Aku tahu dan mengerti benar siapa calon isterinya. Namun aku sudah tidak ingin lagi dan pula aku tidak pantas untuk berada di rumah itu lagi, rumah tempat tinggal pemuda bernama Sandi itu. Aku sudah tenggelam dalam hubangan ini. Andai saja Mas Sandi suka pergi ke lokalisasi, tentu dia tidak perlu harus menulis surat pembaca itu. Mas Sandi pasti akan menemukan calon istrinya yang sangat dicintainya. Agar Mas Sandi pun mengerti bahwa hingga kini aku masih merindukan kehangatan cintanya. Cinta yang pertama dan terakhir bagiku. Dan kini aku hanya bisa menonton Porno Online Terbaru untuk memuaskan nafsu ku dengan masturbasi. 

Baca Juga :


Sekian || Terima Kasih